Senin, 06 Juni 2016

Inspirasi Hidup

Inspirasi hidup


Jika kita berbicara tentang inspirasi, pasti akan terbayang seseorang dibenak kita yang  membuat kita kagum akan sikap sifat maupun perjalanan hidup dari orang tersebut. Salah satu inpirasi hidup saya adalah ibu. Ya, dialah inspirasi hidup saya sekaligus orang yang akan saya bahagiakan disisa akhir hidup saya. Bagi saya, ibu bukan hanya sebagai orang yang melahirkan, merawat serta mengasihi saya tetapi ibu adalah seseorang yang mempunyai kelembutan hati serta kesabaran yang tiada batas.

Bayangkan saja, dia sudah mengikuti jejak hidup saya dari saya dilahirkan ke dunia sampai saya berumur belasan seperti ini, ia begitu sabar menghadapi ego saya yang mungkin terkadang bertindak tidak sewajarnya. Terkadang saya tidak bisa membayangkan bagaimana lelahnya, merawat 4 orang anak sendiri tanpa ada pengasuh yang membantunya. Bagi saya ia merupakan wanita terhebat yang saya punya, berkat ia saya belajar arti nilai-nilai kehidupan seperti apa.

Dia selalu memberi nasehat kepada saya tentang bagaimana menjadi orang yang jujur, bagaimana menjadi orang yang bertanggungjawab serta bagaimana menjadi orang yang disiplin dalam menjalani kehidupan. Dia selalu memberi nasehat kepada saya agar selalu menjadi pribadi yang baik dimanapun kita berada. Itu adalah nasehat yang menjadi pegangan hidup saya selama ini menjadi pribadiyang baik dimanapun kita berada, baik itu dilingkungan keluarga, maupun dilingkungan sosial.

Dia juga selalu mengingatkan kepada saya akan tanggungjawab menjadi seorang kakak, adik, maupun anak. Dia selau menempatan saya di situasi dimana saya harus bertanggungjawab dalam situasi tersebut. Salah satu contohnya adalah tanggungjawab terhadap adik saya. Saat ini, adik saya berumur 10 tahun yang saat ini masih duduk di bangku sekolah dasar kelas 4, ibu saya selalu menasehati serta memberikan tanggungjawab terhadap pendidikan yang adik saya jalani mendapat nilai yang memuaskan mengingat cita-citanya yang ingin menjadi dokter.

Maka dari itu, saya menjadi mempunyai ketegasan dalam diri saya untuk bisa bertanggungjawab semampu saya tentang pendidikan adik saya yang ibu saya serahkan kepada saya untuk mengajarinya setiap saat. Bukan hanya pendidikan umum tetapi juga pendidikan agama. Selain tanggungjawab sebagai kakak, saya juga di tempatkan disituasi bagaimana saya bisa bertanggungjawab menjadi anak maupun adik. Ya, tentunya ini menyangkut masalah diri saya yang bisa dibilang saya termasuk orang yang penasaran akan berbagai hal baik itu masalah pemandangan disuatu tempat ataupunrasa makanan di berbagai tempat.

Saya termasuk orang yang sangat menyukai travelling. Bagi saya, travelling merupakan cara yang paling tepat untuk menghilangkan berbagai macam penat yang saya rasakan. Dengan travelling, saya bisa meluapkan kegembiraan saya dengan melihat berbagai pemandangan yang terlihat indah dimata saya.Tetapi, karena hobi saya itulah ibu saya memberikan tanggungjawab yang teramat besar untuk saya, ibu saya memang tidak pernah membatasi saya pergi ke berbagai tempat yang saya sukai tetapi, ia mempunyai batasan waktu sendiri untuk hobi saya tersebut.

Salah satu contohnya, ia membatasi waktu saya saat saya sedang asik dengan hobi saya. Terkadang, saya merasa hanya saya yang terlihat masih dikhawatirin secara berlebihan dibandingkan dengan teman saya yang terlihat santai saja dan terlihat terbebas dari kekhawatiran orang tua. Terkadang saya merasa kesal dan gondok akan kekhawatiran ibu saya yang tidak wajar untuk anak umur belasan seperti saya yang seharusnya sudah diberi kebebasan untuk bisa mengatur waktu pergi sendiri.
           
           Kekhawatiran tersebut membuat saya penasaran apa  alasan utama ibu saya bertindak seperti itu. Salah satu cara saya mengobati rasa penasaran saya tersebut dengan menanyakan kepada kedua kakak saya pada waktu dulu mereka berumuran seperti saya apakah ibu saya memperlakukan mereka seperti ibu saya memperlakukan saya dalam mengatur waktu pergi, dan ternyata setelah saya tanyakan pertanyaan yang begitu mengganjal hati saya kepada kedua kakak saya adalah sama ya, ibu saya juga memperlakukan kakak saya dahulu juga seperti memperlakukan saya sekarang.           

          Semakin saya telusuri semakin saya pelajari dan saya renungkan semua fakta yang sudah saya buktikan sendiri tentang apa alasan ibu saya bersikap seperti itu, saya semakin mengerti dan memahami kenapa ibu saya bertindak khawatir seperti itu, ya, salah satu alasannya karena ia terlalu sayang dengan anak-anaknya, ia khawatir akan pergaulan diluar sana yang saat ini sudah mulai bebas, ia khawatir anaknya dapat dipengaruhi oleh pergaulan yang bebas tersebut.

Saya merasa tersentuh mendengar alasan ibu saya yang berkata seperti itu dengan menangis, saya merasa bersalah karena sempat berfikir kalo ibu saya terlalu berlebihan akan kekhawatirannya tersebut.Lambat laun saya mulai mengerti serta memahami tentang berbagai macam alasan ibu saya untuk  melindungi saya. Ya, setiap orang tua memang mempunyai cara yang berbeda dalam mendidik anaknya dan setiap orang tua mempunyai cara sendiri untuk mendisiplinkan anaknya, baik itu dengan cara tegas mapun dengan cara yang begitu lembut dengan maksud untuk menasehati agar kita sebagai anak tidak terjebak kedalam jurang yang kita sendiri tidak akan pernah mengira sebelumnya dimana kita akan terjebak.

Dan ibu saya mengambil cara tegas untuk mendisiplinkan berbagai hal kepada saya dan kaka serta adik saya terutama masalah waktu main atau pergi agar dapat menghindari berbagai kejahatan yang tidak pernah kita inginkan terjadi dalam hidup kita dan tidak terjebak ke dalam lingkungan pergaulan yang salah ibu saya juga pernah berpesan ‘bertemanlah dengan siapa saja, tetapi jika mereka sudah berprilaku ke arah menyimpang bermainlah logika apakah mereka masih bisa memberikan dampak positif untuk kehidupanmu kelak atau tidak’. Ya, itulah ibu saya yang selalu memberikan petuah kepada saya agar saya dapat menempatkan diri saya dengan baik dimana pun tempatnya. Bagi saya dia adalah ibu terhebat yang membuat saya terinspirasi kelak ketika saya menjadi seorang ibu saya akan menanamkan sikap disiplin kepada anak-anak saya nantinya.

Untuk memenuhi tugas Softskill Matematika Dasar
Oleh Alfiah Wulandari
Kelas : 1PA14 
Paper 2  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar