Senin, 06 Juni 2016

Hubungan antara indera penciuman dengan indera pengecapan


Hubungan antara indera penciuman dengan indera pengecapan.
                                   

      Jadi,apabila ada gangguan pada indera pembau, maka kita tidak dapat mengecap dengan baik.Ketika seseorang menderita sakit pilek, maka makanan terasa hambar rasanya dan kita tidak dapat mencermati bau dengan baik.Inilah bukti bahwa antara organ pembau dengan pencium saling bekerja dengan baik.Aroma makanan yang berada di rongga dalam hidung tidak dapat tercium karena serabut saraf di situ tertutup oleh lendir pilek.Kita merasakan bau buah apel berbeda dengan jeruk dan pepaya karena adanya organ pembau.

Mengapa bisa seperti itu?

Karena, ujung saraf pengecap berada di taste buds pada seluruh permukaan lidah. Dengan demikian zat-zat kimia yang terlarut dalam saliva akan mengadakan kontak dan merangsang ujung-ujung serabut saraf pengecap kemudian timbul impuls yang akan menjalar ke nervus facial (VII) dan nervus glossopharyngeal (IX). Impuls dari daerah lain selain lidah berjalan melalui nervus vagus (X). Impuls di ketiga saraf tersebut menyatu di medula oblongata untuk masuk ke nukleus traktus solitarius. Dari sana, axon berjalan membawa sinyal dan bertemu dengan leminiskus medialis kemudian akan disalurkan ke daerah insula. Impuls diproyeksikan ke daerah cortex serebrum di postcentral gyrus kemudian dihantar ke thalamus dan sebagai hasilnya kita dapat mengecap makanan yang masuk ke dalam mulut kita.21 Tiap rasa utama tersebut tidak mutlak sebagai proses spesifik, artinya rasa oleh masing-masing ion atau molekul zat tersebut dapat bereaksi pada saat yang berlainan dengan setiap epitel neuron ujung serabut syaraf pengecapan. Jadi setiap taste buds dapat bereaksi untuk semua rasa walau dengan intensitas berbeda.      

 Awalnya sel-sel olfaktorius mengalami eksitasi.  Substansi bau akan melakukan kontak dengan membran olfaktorius  lalu menyebar secara difus menuju mukus dan berfungsi menutupi silia olfaktorius. Kemudian berikatan dengan protein dan membentuk 7 spesimen heliks. Ikatan molekul bau dan protein mengakibatkan perubuhan struktur protein sehingga sub unit alfa lepas dan mengaktifkan adenilat siklase yang menempel pada sisi dalam badan sel reseptor.  Kemudian molekul-molekul adenosin trifosfat intasek diubah menjadi adenosin monofosfat siklik  yang berfungsi untuk mengaktifkan kanal ion natrium sehingga meningkatkan potensial listrik dengan arah yang positif dalam membran sel.

 
  • Indera Pembau / Hidung
              Olfaktori berlokasi dibagian atas hidung, melekat pada lapisan jaringan tertutup lendir yang disebut olfactory mucosa (mukosa olfaktori). Dendrit dendrit mereka berlokasi di saluran-saluran nasal , dan akson-aksonnya melalui sebuah bagian porus di tulang tengkorak (cribriform plate) dan memasuki olfactory bulbs (bulbus olfaktori), yang bersinapsis pada neuron-neuron yang berproyeksi melalui traktus olfaktori ke otak.
           
          Selama berdekade-dekade, diasumsikan secara luas bahwa hanya ada beberapa tipe reseptor olfaktori. Profil-profil aktivitas yang berbeda pada tipe-tipe reseptor yang jumlahnya relatif kecil diperkirakan menghasilkan persepsi berbagai bau. Indera pembau termasuk ke dalam kemoreseptor yang terdapat di permukaan bagian dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas. Pada bagian ini terdapat dua jenis sel, yaitu sel penyokong dan sel pembau yang berfungsi sebagai reseptor bau.
           
          Reseptor pembau tidak bergerombol seperti tunas pengecap. Epitelium pembau mengandung 20 juta sel-sel olfaktori yang khusus dengan akson-akson yang tegak sebagai serabut-serabut saraf pembau. Di akhir setiap sel pembau pada permukaan epitelium yang mengandung beberapa rambut-rambut pembau yang bereaksi terhadap bahan kimia berwujud gas. Gas kimia yang masuk bersama udara akan merangsang sel-sel pembau jenis tertentu sehingga akan menimbulkan impuls yang akan dibawa ke pusat pembau di otak.
           
        Penciuman disebut juga sebagai suatu indera kimia karena menerima rangsangan kimia yang dibawa oleh udara. Bagian atas hidung mempunyai area sempit yang berisi sel penerima rangsangan penciuman. Fungsi penciuman adalah melakukan transduksi dengan mengubah reaksi kimia menjadi rangsangan saraf. Sel-sel penciuman merupakan alat penerima bau, dan berada di dua jalur jaringan seluas 1 inci persegi pada bagian paling ats dari saluran pernafasan.
           
      Sel penciuman diselubungi oleh lendir yaitu suatu film perekat yang kedalamnya molekul-molekul yang mudah menguap itu larut dan merangsang sel-sel penciuman utama. Sel penciuman memicu rangsangan-rangsangan saraf yang berjalan menuju otak, dan otaklah yang menginterpretasikan rangsangan-rangsangan saraf itu sebagai bau yang berbeda-beda. Penciuman mempunyai berbagai macam fungsi diantaranya adalah mengintensifkan pengecapan makanan, mewaspadai secara sangat efektif makanan yang berpotensi berbahaya, contohnya seperti bau busuk, basi, lalu fungsi yang terakhir adalah mendatangkan ingatan yang kuat sering berhubungan dengan perasaan.
      
       Ketika suatu substansi masuk ke rongga hidung, substansi tersebut akan menempel pada protein reseptor spesifik pada silia. Menempelnya substansi tersebut memicu adanya adanya potensial aksi. Di otak, sinyal dari potensial aksi akan diolah. Manusia dapat membedakan ribuan bau yang berbeda. Rasa dan bau bergantung pada kemoreseptor. Organ-organ penciuman terletak di epitel olfaktoris hidung.

       Tak seperti mekanisme pengecapan, organ sensoris penciuman adalah adalah sebuah neuron, yang dendrit-dendritnya tertanam dalam epitel tersebut. Belum diketahui pasti bau yang di deteksi. Salah satu teori yang banyak yang dipertimbangkan adalah bahwa bau ditentukan oleh bentuk dan ukuran suatu molekul, dan bukannya reaktivitas kimiawinya. Menurut teori tersebut, ada tujuh tipe reseptor dasar, yang bekorespondensi dengan tujuh bau primer.
              
        Seperti juga rasa, bau-bau primer tersebut dapat bercampur sehingga menghasilkan bau yang unik. Selain sebagai alat respirasi, hidung juga merupakan organ sensorik yang terspesialisasi untuk menangkap rangsangan kimia. Di udara, rangsangan kimia yang ringan dibawa dalam bentuk gas yang kemudian diterima oleh kemoreseptor berisi silia dihidung yang disebut reseptor olfaktori. Silia tersebut diminyaki oleh lapisan lendir.
             
        Pada lapisan membran silia, terdapat enzim yang akan mengakatalisis proses perubahan sinyal kimia menjadi impuls saraf sehingga menciptakan perubahan potensial aksi. Impuls saraf yang dihasilkan akan dikirim ke bagian otak, yaitu saraf  kranial olfaktori I.
  • Indera Pengecap/ lidah
        Lidah merupakan organ yang tersusun atas otot. Permukaan lidah bersifat kasar, dilapisi jaringan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir dan reseptor pengecap berupa tunas pengecap. Tunas pengecap terdiri atas sekelompok sel sensori yang mempunyai tonjolan seperti rambut. Permukaan atas lidah penuh dengan tonjolan (papila). Tonjolan itu dapat dikelompokkan menjadi tiga macam bentuk, yaitu bentuk benang  (filiformis), bentuk daratan yang dikelilingi parit-parit (sirkumvalata), dan bentuk jamur (fungiformis).
            
       Di dalam satu papila, terdapat putting-putting pengecap (taste buds), yaitu suatu bangunan berbentuk bundar yang terdiri dari 2 jenis sel, yaitu sel penyokong dan pengecap. Setiap sel pengecap, memiliki tonjolan berupa rambut yang menonjol keluar dari puting pengecap melalui celah pengecap. Zat-zat kimia yang terlarut dalam air liur akan merangsang sel-sel pengecap. Dari sini akan timbul impuls yang diteruskan ke pusat saraf perasa di otak (saraf  VII dan saraf  IX).
       
      Dari bagian tersebut, impuls akan diteruskan ke thalamus dan berakhir di lobus parietalis untuk diterjemahkan. Pada lidah manusia terdapat 4 jenis reseptor yang dapat membedakan rasa manis, asin, asam, dan pahit. Rasa manis ditimbulkan rangsangan  zat kimia (gugus OHֹ͞͞͞-). Rasa asin ditimbulkan oleh kation Na+, K+ dan Ca͞͞2+.  Sementara itu, rasa pahit ditimbulkan oleh rangsang alkaloid tumbuhan, seperti kina, kafein, nikotin, dan morfoin.

        Rasa lain seperti rasa coklat, rasa teh, dan rasa pedas disebabkan  oleh campuran dari beberapa rasa dengan aroma yang diterima oleh reseptor bau pada hidung sehingga bila kita sedang mengalami gangguan pada indera pembau rasa makanan menjadi hambar, meskipun indera pengecap tidak mengalami gangguan. Rasa dan bau  bergantung pada  kemoreseptor. Sensasi rasa diterima oleh sel-sel rambut di tunas kecap (taste buds) lidah.
      
      Sel- sel tersebut terletak dekat dengan saraf sensoris dan menstimulasinya. Saraf-saraf sensoris sebenarnya  mengangkut impuls ke otak. Walaupun ada emapt tipe rasa dasar  seperti,  asin, manis, pahit, dan asam yang masing-masing terletak di daerah terpisah pada lidah. Berbagai makanan dapat menstimulasi beberapa rasa tersebut secara bersamaan, dan pada intensitas yang berbeda-beda, sehingga menciptakan percampuran rasa.
             
      Mekanisme lidah dalam mengecap rasa yaitu, pertama- tama makanan atau minuman yang telah berupa larutan dalam mulut akan merangsang ujung –ujung saraf pengecap. Oleh saraf pengecap, rangsangan rasa ini diteruskan ke pusat saraf pengecap diotak. Selanjutnya, otak menanggapi rangsang tersebut sehingga kita dapat merasakan rasa suatu jenis makanan atau minuman.  

Untuk memenuhi tugas Softskill Matematika Dasar
Oleh Alfiah Wulandari (10515503)
Kelas : 1PA14  
Paper 12 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar