Tubuh manusia mempunyai indera yang berfungsi
sebagai reseptor atau penerima rangsangan dari lingkungan
sekitar. Manusia mempunyai dari lima macam indera (panca
indera) yaitu indera penglihatan (mata), indera pendengaran dan keseimbangan
(telinga), indera penciuman/pembau (hidung), indera pengecap (lidah),
serta indera peraba dan perasa (kulit). Kelima alat indera ini akan
berfungsi dengan baik jika:
- Saraf-saraf yang berfungsi membawa rangsangan bekerja dengan baik,
- Otak sebagai pengolah informasi bekerja dengan baik,
- Alat-alat indera tidak mempunyai kelainan bentuk dan fungsinya.
- Indera Penglihatan (Mata)
Mata adalah organ penglihatan yang menerima rangsangan
berupa cahaya. Bola mata terletak di dalam rongga mata dan beralaskan
lapisan lemak. Bola mata dapat bergerak dan diarahkan kesuatu
arah dengan bantuan tiga otot penggerak mata, yaitu:
o
Muskulus rektus okuli medial (otot di sekitar
mata), berfungsi menggerakkan bola mata.
o
Muskulus obliques okuli inferior, berfungsi
menggerakkan bola mata ke bawah dan ke dalam.
o
Muskulus obliques okuli superior, berfungsi memutar mata
ke atas dan ke bawah.
Selain
itu, ada otot mata yang berfungsi menutup mata dan mengangkat kelopak
mata. Otot yang berfungsi untuk menutup mata yaitu muskulus orbikularis
okuli dan muskulus rektus okuli inferior. Sedangkan otot mata yang
berfungsi mengangkat kelopak mata, yaitu muskulus levator
palpebralis superior.
- Bagian-bagian Mata
Bola mata tersusun
oleh selaput mata yang terdiri atas tiga lapisan, yaitu sklera atau
selaput putih, koroid atau selaput hitam, dan retina atau selaput jala.
a. Selaput
putih
Selaput putih
(sklera) adalah bagian luar dari bola mata yang tersusun dari zat tanduk
dan merupakan lapisan yang kuat, berwarna putih. Fungsi dari selaput
ini adalah melindungi struktur mata yang sangat halus dan membantu mempertahankan
bentuk biji mata. Sklera akan membentuk kornea. Kornea adalah lapisan bening
dan transparan yang berfungsi menerima cahaya yang masuk ke mata.
Kornea dilindungi oleh selaput tipis yang disebut konjungtiva. Kornea
selalu dibasahi oleh air mata.
b. Selaput hitam
Selaput hitam
(koroid) merupakan lapisan tengah dari bola mata yang banyak mengandung
pembuluh darah. Fungsi dari selaput ini adalah memberi nutrisi
dan oksigen ke mata serta menyerap cahaya dan mengurangi cahaya yang
memantul di sekitar mata bagian dalam. Pada koroid terdapat iris yang
membentuk warna mata, pupil, lensa mata, titik dekat mata, dan titik jauh
mata. Iris
adalah selaput mata yang merupakan lanjutan dari selaput hitam bagian
depan bola mata yang telah melepaskan diri.
Iris atau selaput
pelangi memiliki pigmen atau warna yang akan menentukan warna mata
seseorang, yaitu warna mata biru, hitam, cokelat,
abu-abu, dan hijau. Pupil adalah celah yang berada di bagian tengah iris. Fungsinya adalah untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk ke mata. Jika cahaya redup, otot-otot iris berkontraksi sehingga celah pupil melebar dan cahaya yang masuk ke mata lebih banyak.
abu-abu, dan hijau. Pupil adalah celah yang berada di bagian tengah iris. Fungsinya adalah untuk mengatur intensitas cahaya yang masuk ke mata. Jika cahaya redup, otot-otot iris berkontraksi sehingga celah pupil melebar dan cahaya yang masuk ke mata lebih banyak.
Sebaliknya jika cahaya
terang celah pupil akan menyempit dan cahaya yang masuk ke mata lebih
sedikit atau tidak berlebihan. Lensa mata berada di belakang iris. Lensa
mata memiliki daya akomodasi, yaitu kemampuan untuk mencembung (menebal)
dan mencekung (menipis). Mencembung dan mencekungnya lensa mata ditentukan
oleh jarak benda yang dilihat. Jarak benda yag dapat dilihat
oleh mata normal dengan jelas disebut dengan titik dekat mata.
Sedangkan jarak terjauh yang masih dapat dilihat oleh mata normal dengan
jelas disebut titik jauh mata. Jarak titik jauh pada mata normal adalah
tak terhingga.
c. Selaput
Jala
Selaput jala
disebut juga retina. Retina adalah lapisan paling dalam pada mata yang
peka terhadap cahaya. Retina ini memiliki sel-sel saraf. Pada retina
terdapat bintik kuning dan bintik buta. Bintik kuning adalah bagian
retina yang paling peka terhadap cahaya karena merupakan tempat
perkumpulan sel-sel saraf yang berbentuk cerucut dan batang. Kita
bisa melihat apabila bayangan jatuh pada titik ini. Pada bintik
kuning terdapat sel kerucut dan sel batang. Fungsi dari sel kerucut dan
sel batang :
o
Sel kerucut berfungsi untuk melihat di tempat
yang terang. Sel ini memerlukan protein iodopsin.
o
Sel batang berfungsi untuk melihat di tempat yang gelap.
Sel ini memerlukan protein mata yang disebut rodopsin. Rodopsin dapat
terbentuk apabila terjadi penggabungan iodopsin dan vitamin A
Jika kita berpindah
dari tempat terang ke tempat teduh, maka kita tidak dapat melihat dengan
jelas beberapa saat. Hal itu terjadi karena pada waktu di tempat
teduh diperlukan protein rodopsin yang merupakan penggabungan antara
iodopsin dan vitamin A. untuk pembentukan rodopsin tersebut diperlukan
waktu sehingga sebelum rodopsin terbentuk kita tidak bisa melihat
dengan jelas untuk beberapa saat di tempat teduh.Bintik buta adalah bintik
pertemuan saraf-saraf atau tempat keluarnya saraf mata menuju otak. Bintik
buta tidak mengandung sel batang dan sel kerucut sehingga tidak dapat
menanggapi rangsangan cahaya.
2. Proses melihat
Mata bisa melihat
benda karena adanya cahaya yang dipantulkan oleh benda tersebut ke
mata. Jika tidak ada cahaya yang dipantulkan
benda, maka mata tidak bisa melihat benda tersebut. Proses mata melihat benda adalah sebagai berikut :
benda, maka mata tidak bisa melihat benda tersebut. Proses mata melihat benda adalah sebagai berikut :
a. Cahaya yang
dipantulkan oleh benda di tangkap oleh mata, menembus kornea dan
diteruskan melalui pupil.
b. Intensitas cahaya
yang telah diatur oleh pupil diteruskan menembus lensa mata.
c. Daya akomodasi pada
lensa mata mengatur cahaya supaya jatuh tepat di bintik kuning.
d. Pada bintik kuning,
cahaya diterima oleh sel kerucut dan sel batang, kemudian disampaikan ke
otak.
e. Cahaya yang
disampaikan ke otak akan diterjemahkan oleh otak sehinga kita bisa
mengetahui apa yang kita lihat.
3. Gangguan pada
Mata
a. Rabun Dekat
Rabun dekat
disebut hipermetropi. Rabun dekat adalah
ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang dekat. Hal ini
disebabkan oleh ukuran bola mata yang pendek sehingga bayangan jatuh di belakang
retina. Kebiasaan membaca buku terlalu dekat dan sambil tiduran akan
mempercepat timbulnya cacat mata. Rabun dekat dapat diatasi dengan
menggunakan kaca mata berlensa cembung. Lensa cembung merupakan lensa positif.
b. Rabun Jauh
Rabun jauh adalah
ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang berjarak jauh. Rabun jauh
disebut miopi. Penyebab rabun jauh adalah ukuran bola mata terlalu
panjang dari ukuran normal sehingga bayangan benda jatuh
di depan retina. Rabun jauh dapat diatasi dengan
menggunakan kaca mata berlensa cekung. Lensa cekung merupakan
lensa negatif.
c. Rabun jauh
dan dekat
Rabun jauh dan
dekat disebut juga presbiopi atau rabun tua ialah
suatu keadaan di mana lensa kehilangan elastisitasnya karena bertambahnya
usia. Akibatnya daya akomodasi lensa mata berkurang. Kelainan mata
ini biasanya diderita oleh orang yang sudah tua atau kira-kira berumur di
atas 45 tahun. Penderita presbiopi tidak mampu melihat benda yang terlalu
jauh dan terlalau dekat. Supaya penderita presbiopi dapat melihat
dengan jelas, maka dibutuhkan kaca mata rangkap, yaitu kaca mata cembung
dan cekung.
d. Rabun Senja
Rabun senja atau
rabun ayam adalah ketidakmampuan mata untuk melihat benda yang berada di
tempat remangremang dan di malam hari. Gangguan ini disebabkan oleh
kekurangan vitamin A, sehingga sel batang tidak berfungsi karena protein
rodopson tidak terbentuk. Orang yang menderita rabun senja harus
banyak mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin A.
e. Buta Warna
Buta warna adalah
ketidakmampuan mata untuk membedakan warna. Penyakit ini bersifat menurun. Buta
warna ada dua macam, yaitu buta warna total dan buta warna
separuh. Buta warna total hanya mampu melihat warna hitam putih saja
(monokromat). Sedangkan buta warna separuh tidak bisa melihat warna
tertentu, yaitu merah (protanopia), biru (tritanopia), dan hijau
(deuteranopia).
f. Katarak
Katarak atau bular
mata merupakan gangguan penglihatan. Penyebab katarak adalah lensa mata
keruh sehingga menghalangi masuknya cahaya pada retina, selain itu
karena proses ketuaan, sinar X, kencing manis, dan pemberian
obat-obat tertentu dalam waktu yang lama. Katarak dapat menimbulkan
kebutaan tanpa rasa sakit. Penderita ini umumnya berumur di atas 55
tahun. Kelainan mata ini dapat diatasi dengan operasi mata.
g. Juling
Juling adalah
kelainan mata yang disebabkan oleh ketidakserasian otot-otot mata. Jika
penderitanya masih anak-anak, maka dapat diperbaiki dengan
jalan operasi.
h. Astigmatisme
Astigmatisme atau
mata silindris adalah gangguan mata yang disebabkan oleh ukuran lensa mata
atau kornea tidak rata, keadaan kelengkungan permukaan kornea
atau lensa yang tidak mulus. Akibatnya bila penderita melihat suatu kotak,
garis-garis vertikal terlihat kabur dan garis horizontal terlihat jelas
atau sebaliknya. Cacat ini dapat ditolong dengan kacamata berlensa silindris.
i. Glaukoma
Tekanan di dalam
bola mata yang terlalu tinggi. Tekanan normal bola mata adalah 24
mmHg. Glaukoma sering menyerang orang-orang di atas usia 40 tahun.
Dalam waktu lama, tekanan yang tinggi ini dapat menekan dan merusak retina
sehingga menimbulkan kebutaan.
2. Indera Pendengaran
dan Keseimbangan (Telinga)
Telinga merupakan
alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa gelombang suara. Telinga
manusia mampu mendengar suara dengan frekuensi antara 20-20.000
Hz. Selain sebagai alat pendengaran, telinga juga berfungsi menjaga
keseimbangan tubuh manusia.
- Bagian-bagian Telinga
Telinga manusia
dapat dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu bagian luar, bagian tengah, dan
bagian dalam.
a. Telinga bagian
luar
Telinga bagian luar
terdiri atas:
- Daun telinga, berfungsi untuk menampung getaran.
- Saluran telinga luar atau lubang telinga, berfungsi menyalurkan getaran.
- Kelenjar minyak, berfungsi menyaring udara yang masuk sebagai pembawa gelombang suara. Membran timpani atau selaput gendang, berfungsi menerima dan memperbesar getaran suara.
b. Telinga bagian
tengah
Telinga bagian
tengah terletak di sebelah dalam membran timpani. Fungsi dari telinga bagian
tengah adalah untuk meneruskan getaran dari suara telinga bagian luar ke
telinga bagian dalam. Pada telinga tengah terdapat saluran Eustachius dan tiga
tulang pendengaran :
o Saluran Eustachius,
berfungsi untuk mengurangi tekanan udara di telinga tengah sehingga tekanan
udara di luar dan di dalam akan sama. Keseimbangan tekanan ini akan menjaga
gendang telinga supaya tidak rusak. Saluran ini akan tertutup dalam keadaan
biasa, dan akan terbuka jika kita menelan sesuatu.
o Tulang pendengaran,
berfungsi untuk mengantarkan dan memperbesar getaran ke telinga bagian dalam.
Tulang pendengaran ada tiga, yaitu tulang martil, tulang landasan, dan tulang
sanggurdi. Tulangtulang ini menghubungkan gendang telinga dan tingkap
jorong.
c. Telinga bagian
dalam
Telinga bagian
dalam berfungsi mengantarkan getaran suara ke pusat pendengaran oleh urat
saraf. Penyusun telinga bagian dalam adalah sebagai berikut.
o
Tingkap jorong, berfungsi menerima dan menyampaikan getaran.
o Rumah siput, berfungsi menerima, memperbesar, dan
menyampaikan getaran suara ke saraf pendengaran. Di dalam saluran rumah sifut
terdapat cairan limfe dan terdapat ujung-ujung saraf pendengaran.
o
Tiga saluran setengah lingkaran, berfungsi sebagai alat untuk
mengetahui posisi tubuh dan menjaga keseimbangan.
2. Proses Mendengar
Suara yang kita
dengar akan ditangkap oleh daun telinga, kemudian sampai ke gendang telinga
sehingga membuat gendang telinga bergetar. Getaran ini diteruskan oleh tiga
tulang pendengaran ke tingkap jorong dan diteruskan ke rumah siput. Di dalam
rumah siput, cairan limfe akan bergetar sehingga meransang ujung-ujung saraf
pendengaran dan menimbulkan impuls saraf yang ditujukan ke otak. Di dalam otak,
impuls tersebut akan diolah sehingga kita bisa mendengar dan mengenali suara
tersebut.
Selain sebagai
indera pendengar, telinga juga berfungsi sebagai indera keseimbangan. Letak
indera keseimbangan terdapat di dalam ampula, yaitu pangkal dari tiga saluran
setengah lingkaran yang menggembung. Di dalam ampula terdapat sel-sel rambut
yang peka terhadap gravitasi. Bila kepala menggeleng, arah sel-sel rambut
berubah. Perubahan ini diterima oleh sel-sel saraf kemudian diteruskan ke otak.
Akibatnya kamu akan menyadari setiap posisi kepala dan badan.
3. Gangguan pada
Telinga
Ada dua penyebab
gangguan telinga, yaitu gangguan penghantar bunyi dan gangguan saraf. Gangguan
telinga yang disebabkan oleh gangguan saraf dan gangguan penghantar bunyi bisa
diatasi menggunakan alat pendengaran buatan. Alat ini mampu memperbesar
gelombang suara sebelum suara masuk ke telinga. Ada bermacam gangguan telinga, yaitu:
- Tuli
- Tuli konduktif, terjadi karena gangguan transmisi suara ke dalam koklea misalnya kotoran yang menumpuk, nanah yang memenuhi telinga tengah pada peradangan menimbulkan kerusakan pada tulang- tulang pendengaran.
- Tuli saraf, bila terjadi kerusakan koklea atau saraf pendengaran.
Ganguan telinga
disebabkan oleh luka pada telinga bagian luar yang telah terinfeksi atau otitis
sehingga mengeluarkan nanah. Gangguan ini dapat bersifat permanent jika terjadi
infeksi yang sangat parah. Penderita ini harus segera memeriksakan telinganya
pada dokter supaya bisa cepat disembuhkan. Penumpukan kotoran sehingga
menghalangi getaran suara untuk sampai ke gendang telinga.
Oleh karena itu,
kita harus membersihkan telinga dari kotoran dengan kapas minimal satu kali
dalam seminggu.
Kerusakan gendang telinga, misalnya gendang
telinga pecah. Pecahnya gendang telinga bisa disebabkan oleh dua hal,
yaitu kapasitas suara yang didengar terlalu kuat dan terkena suatu benda yang
tajam, misalnya membersihkan telinga dengan peniti atau lidi sehingga menyentuh
gendang telinga dan menyebabkan gendang telinga menjadi sobek. Gendang telinga
sangat tipis sekali.
Otosklerosis,
adalah kelainan pada tulang sanggurdi yang ditandai dengan gejala tinitus (dering
pada telinga) ketika masih kecil. Presbikusis, adalah
perusakan pada sel saraf telinga yang terjadi pada usia manula. Rusaknya reseptor pendengaran pada telinga bagian
dalam akibat dari mendengarkan suara yang amat keras.
3. Indera Penciuman/Pembau (Hidung)
Hidung adalah alat indera yang menanggapi
rangsangan berupa bau atau zat kimia yang berupa gas. Di dalam rongga
hidung terdapat serabut saraf pembau yang dilengkapi dengan sel-sel pembau.
Setiap sel pembau mempunyai rambut-rambut halus (silia olfaktori) di ujungnya
dan diliputi oleh selaput lendir yang berfungsi sebagai pelembab rongga hidung.
Daerah yang
sensitif terhadap bau terletak pada bagian atap rongga hidung. Pada daerah
sensitif ini terdapat 2 jenis sel sebagai berikut.
- Sel penyokong berupa sel-sel epitel.
- Sel-sel pembau sebagai reseptor yang berupa sel-sel saraf.
Sel-sel pembau
mempunyai ujung dendrit berbentuk rambut. Adaptasi terhadap bau-bauan mula-mula
berjalan cepat dalam 2 – 3 detik, tetapi kemudian berjalan lebih lambat. Keistimewaan
indera pembau manusia adalah dapat membaui sesuatu walau kadarnya di udara
sangat sedikit. Beberapa hewan memiliki indera pembau yang lebih sensitif
karena mempunyai reseptor pembau lebih banyak.
Pada saat kita
bernapas, zat kimia yang berupa gas ikut masuk ke dalam hidung kita. Zat kimia
yang merupakan sumber bau akan dilarutkan pada selaput lendir, kemudian akan
meransang rambut-rambut halus pada sel pembau. Sel pembau akan meneruskan
rangsangan ini ke otak dan akan diolah sehingga kita bisa mengetahui jenis bau
dari zat kimia tersebut.
Gangguan pada
hidung biasanya disebabkan oleh radang atau sakit pilek yang menghasilkan
lendir atau ingus sehingga menghalangi bau mencapai ujung saraf pembau.
Gangguan lain juga bisa disebabkan oleh adanya kotoran pada hidung dan bulu
hidung yang terlalu banyak. Kita harus selalu membersihkan hidung dari kotoran
dan merapikan bulubulunya supaya penciuman kita tidak terganggu.
Indera pembau pada
hidung dapat mengalami kelainan. Kelainan- kelainan itu antara lain sebagai
berikut.
1) Anosmia, ialah
tidak dapat mencium bau. Dapat disebabkan oleh penyumbatan rongga hidung karena
polip atau tumor, atau reseptor pembau rusak karena infeksi virus.
2) Influenza, karena
virus flu yang menyebabkan tersumbatnya rongga hidung sehingga menyebabkan
kemampuan membaui dan mengecap berkurang.
D. Indera Pengecap
(Lidah)
Lidah adalah alat
indera yang peka terhadap rangsangan berupa zat kimia larutan. Lidah memiliki
otot yang tebal, permukaannya dilindungi oleh lendir dan penuh dengan bintil-bintil.
Kita dapat merasakan rasa pada lidah karena terdapat reseptor yang dapat
menerima rangsangan. Reseptor itu adalah papilla pengecap atau kuncup pengecap.
Kuncup pengecap merupakan kumpulan ujung-ujung saraf yang terdapat pada
bintil-bintil lidah. Papilla agak kasar karena memiliki tonjolan-tonjolan pada
permukaan lidah. Di dalam papila terdapat banyak kuncup-kuncup pengecap (taste
bud) yaitu suatu bangunan berbentuk bundar yang terdiri dari dua jenis sel
yaitu sel-sel penyokong dan sel-sel pengecap yang berfungsi sebagai reseptor.
Tidak semua bagian
lidah peka terhadap zat kimia dan daerahnya juga khusus untuk rasa tertentu.
Adaptasi terhadap suatu rasa mula-mula berjalan cepat dalam 2–3 detik, tetapi
adaptasi selanjutnya berjalan lambat. Sebenarnya hanya terdapat 4 jenis rasa
utama yaitu manis, asin, asam, dan pahit. Namun rasa-rasa lain seperti rasa
coklat, rasa teh, pedas, dan sebagainya, merupakan campuran dari berbagai rasa
dan berkombinasi dengan pembauan/ penciuman pada hidung. Oleh karena itu bila
kamu sakit pilek (fungsi penciuman terganggu) dapat kehilangan kemampuan
mengecap makanan, walaupun sebenarnya kuncup pengecap berfungsi normal.
Tabel Letak kuncup
pengecap rasa pada lidah
Rasa
|
Letak Kuncup
Pengecap
|
Manis
|
Ujung lidah
|
Asin
|
Samping lidah
pada bagian ujung
|
Asam
|
Samping lidah
pada bagian pangkal
|
Pahit
|
Pangkal lidah
|
Pada saat kita
makan sambal, kita sering merasakan kepedasan. Rasa pedas bukan hasil dari
kepekaan rasa pada kuncup pengecap. Tetapi merupakan suhu panas pada papilla
sehingga mengembang dan menyebabkan timbulnya rasa pedas. Gangguan pada
lidah bisa disebabkan oleh makan atau minum sesuatu yang bersuhu terlalu tinggi dan terlalu rendah
sehingga lidah mati rasa. Gangguan ini hanya bersifat sementara.
sehingga lidah mati rasa. Gangguan ini hanya bersifat sementara.
Ganguan yang
bersifat permanent misalnya terjadi padan orang yang mengalami trauma pada
bagian tertentu otak. Pada lidah juga sering terjadi iritasi karena luka atau
kekurangan vitamin C.
E. Indera Peraba
(Kulit)
Selain menghasilkan
keringat, pada bagian dermis terdapat ujung saraf/reseptor peraba. Kulit adalah
alat indera yang peka terhadap rangsangan berupa sentuhan, tekanan, panas,
dingin, dan nyeri atau sakit. Kepekaan tersebut disebabkan karena adanya
ujung-ujung saraf yang ada pada kulit. Biasanya ujung saraf indera peraba
ada dua macam, yaitu ujung saraf bebas yang mendeteksi rasa nyeri atau sakit,
dan ujung saraf yang berselaput (berpapilia). Ujung saraf yang berselaput ada
lima macam, bisa kamu lihat dalam tabel berikut.
Tabel Ujung saraf
yang berselaput dan rangsangannya
Ujung saraf
berselaput
|
Rangsangan
|
Korpuskel pacini
|
Tekanan
|
Korpuskel ruffini
|
Panas
|
Korpuskel krause
|
Dingin
|
Korpuskel
meissner
|
Sentuhan
|
Selain terdapat di
daerah dermis, sel-sel peraba juga terdapat pada pangkal rambut. Sehingga bila
rambut yang muncul di permukaan kulit tersentuh oleh suatu benda, sel-sel saraf
akan terangsang.
Kulit merupakan
organ tubuh yang paling luas, pada orang dewasa luasnya sekitar 1,9 m2.
Meskipun seluruh permukaan kulit mempunyai reseptor peraba, keberadaan
ujung-ujung saraf ini tidak merata pada berbagai alat tubuh. Permukaan kulit
yang mempunyai banyak ujung-ujung saraf peraba ialah ujung jari telunjuk,
telapak tangan, telapak kaki, bibir, dan daerah kemaluan. Oleh karena itu
daerah-daerah ini sangat peka terhadap rangsangan berupa sentuhan. Seorang tuna
netra memanfaatkan kepekaan indera perabanya untuk membaca huruf Braille.
Kulit dapat
mengalami gangguan dan kelainan. Kelainankelainan pada kulit antara lain
sebagai berikut.
1) Jerawat (acne),
ialah suatu peradangan dari kelenjar sebasea terutama di daerah wajah, leher,
dada, dan punggung. Biasanya jerawat terjadi sewaktu pubertas karena waktu
pubertas terjadi perubahan komposisi hormon. Hormon akan merangsang pertumbuhan
dan aktivitas kelenjar sebasea. Kelenjar sebasea memproduksi lemak bersama
keringat. Lemak merupakan media yang cocok bagi pertumbuhan bakteri.
2) Dermatitis, ialah
suatu peradangan pada permukaan kulit yang biasanya terasa gatal dengan
tanda-tanda merah, bengkak, melepuh, dan berair. Ini dapat disebabkan terkena
zat kimia (karbol, sabun, cat rambut, dan lainlain) atau berkaitan dengan
kondisi tubuh.
Untuk memenuhi tugas softskill Matematika Dasar
Oleh Alfiah Wulandari
Kelas : 1PA14
Sistem Indera Pada Manusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar