Sistem Indera Pada hewan
Hewan menganalisis keadaan
lingkungannya melalui indra. Jenis indra setiap hewan tidak selalu sama. Indra
hewan bertulang belakang lebih kompleks daripada indra hewan tak bertulang
belakang. Kepekaan indra setiap hewan berbeda-beda bergantung pada perkembangan
sistem saraf pusatnya. Suatu jenis hewan memiliki salah satu indra yang lebih
peka dibandingkan dengan indra yang sama pada manusia. Namun, indra hewan yang
lain kurang peka dalam mengenali keadaan atau penibahan yang terjadi pada
lingkungannya. Untuk Mengetahui sistem indra pada hewan seperti mamalia,
burung, reptilia, amfibi, Ikan, maupun serangga. Berikut ini merupakan beberapa indera pada berbagai macam jenis hewan
yang ada seperti mamalia, reptilian, dan sebagainya. Diantaranya adalah :
- Indra pada Mamalia
Pada umumnya semua jenis indra yang
dimiliki oleh manusia juga dimiliki oleh mamalia. Mamalia memiliki lima macam
alat indra. Masing-masing alat indra tersebut juga berkembang dan berfungsi
dengan baik. Beberapa jenis mamalia, bahkan memiliki alat indra dengan kepekaan
yang sangat kuat terhadap rangsangan yaitu :
- Kucing
Kucing
memiliki tiga macam indra istimewa, yaitu indra penglihat, pendengar, dan
peraba. Mata kucing dapat melihat dengan baik meskipun pencahayaan di
lingkungan redup atau agak gelap pada malam hari. Dalam keadaan demikian, sinar
matanya berwarna kehijauan. Warna hijau itu berasal dari pantulan suatu lapisan
di bagian belakang matanya. Pendengaran kucing sangat tajam karena
daun telinganya mampu menangkap getaran bunyi sebanyak-banyaknya. Kucing
juga memiliki kumis yang panjang dan kaku sebagai indra peraba yang sangat
peka.
- Anjing
Anjing
memiliki indra pencium dan pendengar yang sangat baik. Daya penciumannya yang
tajam membuat anjing mampu mengikuti bau mangsanya sampai beberapa kilometer.
Anjing pelacak dapat menemukan persembunyian seorang penjahat dengan mencium
jejaknya. Telinga anjing juga dapat digerakkan dan ditegakkan sehiñgga mampu
menangkap getaran bunyi dengan sangat baik.
- Kelelawar
Kelelawar mempunyai indra pendengar sangat baik, namun indra penglihatnya
kurang berkembang. Ketika terbang di malam han, kelelawar mengeluarkan bunyi
berfrekuensi lebih tinggi daripada 20.000 getaran tiap detik (ultrasonik) yang
tidak dapat didengar oleh manusia. Gelombang bunyi yang dikeluarkan akan
mengenai mangsa atau rintangan di sekitamya dan dipantulkan kembali kepadanya.
Pantulan gelombang bunyi tersebut diterima telinga kelelawar yang berukuran
besar kemudian disampaikan ke pusat pendengaran di otak. Melalui cara inilah
kelelawar mengetahui keberadaan mangsa atau rintangan di sekitamya. Prinsip
semacam ini juga dipakai oleh manusia dalam membuat radar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa beberapa
jenis mamalia memiliki indra yang sangat peka. Indra kucing yang sangat peka
ialah indra peraba, penglihat, dan pendengar Indra anjing yang sangat peka
ialah indra pencium dan pendengar Indra kelelawar yang sangat peka ialah indra
pendengar.
3. Indra pada Burung
Indra penglihat dan indra
keseimbangan burung berkembang dengan baik. Kedua macam indra tersebut
memungkinkan burung dapat terbang lurus, menukik, atau membelok dengan cepat.
Indra keseimbangan burung terletak di dalam rongga telinga dan berhubungan
dengan otak kecil.
Otak kecil burung berukuran besar karena berkembang dengan
baik sebagai pusat keseimbangan tubuh burung pada saat terbang. Sebagian besar
burung memiliki indra penglihat yang sangat membantu burung untuk mendapatkan
makanan, untuk menemukan musuh, maupun untuk terbang. Mata burung mampu berakomodasi
dengan cara mengubah bentuk lensa matanya. Pada saat burung melihat benda yang
jauh, lensa mata burung akan memipih. Sebaliknya, pada saat burung melihat
benda yang dekat, lensa mata burung akan mencembung.
Pada umumnya mata burung terletak di sisi kin dan kanan
kepalanya agar dapat melihat keadaan di sekelilingnya tanpa harus memutar
kepala. Beberapa jenis burung pemangsa, misalnya burung hantu, memiliki mata
yang menghadap ke depan. Pandangan binokuler ini memungkinkan burung hantu
untuk melihat benda-benda yang dekat dan jauh sehingga mampu memperkirakan
jarak suatu benda. Hal itu penting bagi burung-burung pemangsa untuk rnengintai
dan menangkap mangsa. Aktivitas burung hantu banyak dilakukan di malam hari.
Oleh karena itu, retina matanya lebih banyak mengandung sel-sel batang
dibanding retina mata burung lain. Sel-sel batang tersebut peka atau sensitif
terhadap cahaya redup. Burung yang banyak beraktivitas pada siang hari.
memiliki retina mata yang lebih banyak mengandung sel-sel kerucut. Sel kerucut
tersebut peka terhadap cahaya yang kuat. Pada retina burung juga terdapat pektin
yang merupakan kelanjutan dari saraf mata ke bola mata. membentuk lipatan, dan
di dalamnya terkandung banyak pigmen. Fungsi pektin tersebut belum
diketahui secara pasti, diduga berhubungan dengan indra penentu arah. Pektin
pada burung yang biasa terbang tinggi. misalnya merpati, berkembang dengan
baik.
Pada umumnya burung lebih mengandalkan indra penglihat untuk
mencari makan karena indra pencium tidak berkembang dengan baik. Akan tetapi,
burung kiwi merupakan pengecualian. Indra penglihat burung kiwi kurang
berkembang dengan baik, tetapi indra pencium yang berupa lubang hidung di ujung
paruhnya berkembang dengan baik dan digunakan untuk mencium bau makanan yang
terdapat di dalam tanah
Jadi dapat disimpulkan bahwa keunggulan mata burung salah satunya burung yang paling peka yaitu burung hantu ialah memiliki pandangan binokuler yang dapat memperkirakan jarak, lebih banyak memiliki sel-sel batang sehingga dapat tetap melihat dalam keadaan sedikit cahaya.
Indra
pada reptilia yang berkembang dengan baik adalah indra pencium. Kadal, komodo,
dan ular memiliki indra pencium yang disebut organ Jacobson. Organ
Jacobson ditemukan pertama kali pada abad ke-19 oleh seorang ilmuwan Denmark
yang bernama L.L. Jacobson. Indra tersebut terletak di langit-langit
rongga mulut. Kadal, ular, dan komodo sering menjulurkan lidahnya untuk mencium
bau mangsa dengan cara mengambil bau yang telah ditinggalkan mangsanya di udara
dan di tanah.
Lidah itu kemudian ditarik dan
ditempelkan pada organ Jacobson untuk menyampaikan bau. Sebagai pemakan
bangkai, kornodo memiliki indra pencium yang sangat tajam. Hewan ini dapat
mencium darah segar dari jarak empat kilometer. Namun, indra reptilia yang lain
belum berkembang dengan baik. Beberapajenis ular, misalnya ular derik, memiliki
indra yang peka terhadap rangsang panas.
Indra itu begitu peka sehingga dapat
membedakan dua benda dengan suhu yang hanya berbeda sepersepuluh ribü derajat
celsius. Dengan indra tersebut, ular dapat berburu mangsa pada waktu gelap.
4. Indra pada Amfibi
Pada amfibi, misalnya katak, indra yang berkembang dengan
cukup baik ialah indra penglihat dan pendengar. Mata katak berbentuk bulat
serta dilindungi oleh kelopak mata atas dan bawah. Bagian sebelah dalam mata
terdapat membran niktitans, yaitu suatu selaput tipis yang tembus
cahaya.
Membran niktitans berfungsi untuk menjaga agar komea mata
tetap lembap ketika berada di darat dan menghindari gesekan ketika katak
menyelam dalam air. Hal itu merupakan bentuk penyesuaian sifat katak sebagai
hewan amfibi. Lensa mata katak tidak dapat berakomodasi. Oleh karena itu, katak
hanya dapat melihat benda dengan jarak tertentu saja. Indra pendengar katak
adalah teliñga yang terdiri atas telinga luar dan telinga dalam.
Telinga luar berupa sepasang selaput pendengar di sebelah
kanan dan kiri kepala. Selaput pendengar berbentuk segitiga yang melebar di
bagian luarnya. Apabila terkena getaran atau bunyi, selaput pendengar akan
bergetar. Getaran dan selaput pendengar diteruskan oleh tulang pendengar
ketingkap jorong. Selanjutnya, getaran dari tingkap jorong akan diteruskan oleh
cairan limfa ke saraf pendengar. Akhirnya, getaran oleh saraf pendengar
diteruskan ke otak dalam bentuk impuls saraf.
5.
Indra pada Ikan
Indra ikan yang berkembang dengan
baik adalah indra penglihat, pencium, dan pendengar. Indra penglihat ikan terletak
di kedua sisi kepalanya. Bola mata ikan tidak dilindungi oleh kelopak, tetapi
dilindungi oleh selaput tipis yang tembus cahaya. Ikan dapat melihat dengan
jelas di dalam air karena baik air maupun kornea ikan membiaskan cahaya pada
sudut yang sama.
Sel-sel saraf penglihat pada ikan
terdiri atas sel-sel batang dan sel-sel kerucut. Sel- sel batang menyebabkan
ikan dapat melihat dengan jelas di tempat yang kurang menerima cahaya. Ikan
juga dapat melihat warna walaupun hanya sampai tahap tertentu. Ikan mudah
melihat warna merah dan kuning, tetapi lebih sulit membedakan warna hijau,
biru, dan hitam.
Mata ikan dapat berakomodasi dengan
cara mengubah kedudukan lensa mata ke belakang (mundur) dan ke depan (maju). Gerakan
itu dilakukan oleh otot kecil yang disebut retraktor lentis. Ketika
melihat benda dekat, otot retraktor lentis berelaksasi (mengendur) sehingga
lensa bergerak ke depan. Sebaliknya, ketika melihat benda jauh, retraktor
lentis berkontraksi (mengerut) sehingga lensa tertarik ke belakang. Indra
pencium ikan juga berkembang dengan baik.
Indra pencium tersebut terletak di
ruang kecil tepat di depan mata. Ikan menggunakan indra tersebut untuk mencari
makanan, menghindari musuh, dan menemukan pasangan untuk kawin. Indra pendengar
ikan mirip dengan telinga dalam manusia dan tidak terlihat dari luar karena
terletak di dalam tengkorak. Telinga ikan membantu mendeteksi bunyi, menjaga
keseimbangan tubuh ikan, serta membantu ikan merasakan perubahan kecepatan dan
arah sewaktu berenang.
Ikan mempunyai indra tambahan yang
disebut gurat sisi. Gurat sisi juga disebut indra keenam. Fungsi
gurat sisi adalah untuk mengetahui tekanan air. Selain itu, alat ini dapat
mendeteksi gangguan sekecil apa pun dilingkungannya. Gurat sisi secara tepat
dapat menentukan arah gangguan itu dan memberi peringatan kalau ikan hampir
menabrak karang atau benda lain. Ketika baru dilempar ke dalam air akan
menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan. Perubahan tersebut terdeteksi oleh
gurat sisi ikan yang terdapat disamping kanan dan kiri tubuh ikan. Ikan
menganggap isyarat perubahan itu sebagai tanda bahaya.
6. Indra pada Serangga
Jumlah dan jenis serangga sangat
banyak, bahkan paling banyak dibanding hewan lain di dunia ini. Sebagian besar
serangga memiliki indra penglihat, pendengar, dan peraba yang berkembang dengan
baik. Pada umumnya, serangga memiliki mata majemuk (faset) sebagai indra
penglihatnya. Mata majemuk ini terdiri atas ribuan unit-unit visual atau alat
penerima rangsang cahaya yang disebut omatidium (jamak: omatidia).
Tiap-tiap omatidium memiliki satu lensa yang hanya mampu menerima rangsang
cahaya yang jatuh tegak lurus padanya. Mata majemuk ini memungkinkan serangga
untuk melihat objek yang bergerak dengan cepat. Itulah sebabnya kita sulit
menangkap lalat atau serangga yang lain.
Selain mata majemuk, serangga juga
memiliki mata\tunggal yang disebut oselus. (jamak: oseli). Oselus tidak
dapat mengindra bayangan sejati. Oselus berfungsi untuk menangkap
perubahan intensitas cahaya kemudian serangga menanggapi dengan meningkatkan
atau mengurangi aktivitasnya. Rangsang cahaya yang jatuh di oselus akan
meningkatkan kecepatan berjalan atau terbang serangga.
Mata serangga dapat membedakan wama
dan bentuk benda.Indra pendengar pada beberapa jenis serangga, misalnya
jangkrik dan belalang, terdapat di kedua kaki depannya, sedangkan indra
pendengar serangga jenis ngengat terletak di bagian antarruas dada. Indra
pendengar tersebut berupa selaput mirip gendang telinga.Kemampuan mendengar
pada serangga sangat bervariasi.
Misalnya, kupu-kupu mampu mendengar
suara yang berfrekuensi lebih rendah daripada frekuensi suara yang dapat didengar
manusia. Lebah dapat mendengar suara dengan frekuensi 250 getaran per detik,
belalang bahkan dapat mendengar bunyi yang berfrekuensi antara 2.000-1.000.000
getaran per detik. Semua serangga dilengkapi dengan sepasang antena sebagai
indra peraba.
Antena pada beberapa serangga juga
berfungsi sebagai indra pencium. Bahkan, antena pada beberapa jenis lalat dan
beberapa jenis kupu-kupu dapat menerima gelombang bunyi. Antena membantu
serangga menemukan makanan, membedakan kawan atau lawan, dan mencari pasangan
untuk kawin. Jadi dapat disimpulkan bahwa indra penglihat serangga terdiri atas
mata majemuk dan mata tunggal. Indra pendengar serangga berupa selaput mirip
gendang telinga. Indra peraba (dan juga indra pencium,) serangga adalah
sepasang antena.
Untuk memenuhi tugas softskill Matematika Dasar
Oleh Alfiah Wulandari
Kelas : 1PA14
Sistem Indera Pada Hewan
makasih ya kak.. udah bantu untuk persentase besok.. sukses terus
BalasHapus